9 Tata Krama di Jepang yang Harus Kamu Ketahui dan Pahami

Memahami tata krama di Jepang bukan cuma sekadar agar terlihat sopan. Jepang dikenal memiliki banyak sekali kebiasaan sosial dan budaya yang unik sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat. Itu karena memang, Jepang adalah negara yang menjunjung tinggi sekali tata krama atau etika.
Apalagi jika kamu berencana untuk bekerja di sana, mengerti budaya kerja di jepang bisa menjadi kunci utama agar adaptasimu berjalan lancar. Nah, dari sekian banyak aturan, ada 9 tata krama paling dasar yang wajib banget kamu ketahui dan pahami. Apa saja kesembilan tata krama tersebut? Yuk, kita bahas tuntas dalam artikel ini!
1. Membungkuk dan Memberikan Salam
Mengutip dari laman Japan Travel, salah satu tata krama di Jepang yang paling ikonik dan akan langsung kamu sadari adalah budaya membungkuk atau ojigi. Dalam budaya jepang, membungkuk adalah gestur sapaan dan penghormatan yang sangat umum. Kamu akan melihatnya di mana-mana, mulai dari pebisnis dan kondektur kereta yang membungkuk dalam-dalam, hingga orang yang sedang berbicara di telepon terkadang secara spontan ikut mengangguk.
2. Budaya Tepat Waktu
Kalau ada satu hal yang sangat identik dengan budaya hidup di jepang, itu adalah disiplin soal waktu. Tepat waktu di sini bukan sekadar kebiasaan baik, tapi sebuah bentuk penghormatan yang sangat mendasar kepada orang lain.
Uniknya, 'tepat waktu' bagi orang Jepang seringkali berarti tiba 5-10 menit sebelum waktu yang ditentukan. Datang lebih awal untuk mempersiapkan diri sudah menjadi standar tidak tertulis. Jika kamu ada janji temu, rapat, atau wawancara kerja, pastikan untuk menerapkan hal ini untuk memberikan kesan pertama yang profesional dan serius.
3. Melepas Sepatu di Dalam Ruangan
Jangan kaget, melepas sepatu sebelum masuk ke dalam ruangan adalah salah satu budaya jepang yang paling mengakar dan wajib kamu ikuti. Kebiasaan ini berkembang dari sejarah orang Jepang yang terbiasa untuk duduk ataupun tidur di atas lantai beralas tikar tatami.
Kebiasaan ini punya aturan sederhana: kamu harus melepas sepatu di area pintu masuk, tepatnya di ambang pintu, lalu gunakan sandal dalam ruangan yang telah disediakan. Setelah itu, letakkan sepatumu dengan rapi di kotak sepatu atau di sampingnya.
4. Menunjuk Adalah Sebuah Larangan
Mengutip dari situs Ryusei, mungkin terdengar sepele bagi kita, tapi dalam budaya jepang, menunjuk langsung ke arah seseorang atau suatu benda menggunakan jari telunjuk adalah hal yang sangat dihindari. Gestur ini dianggap tidak sopan dan bahkan bisa terasa mengancam bagi warga lokal. Oleh karena itu, tata krama di Jepang mengajarkan cara yang jauh lebih halus untuk memberikan petunjuk atau isyarat.
5. Memohon Maaf dan Mengucapkan Terima Kasih
Dalam budaya jepang, mengucapkan terima kasih dan meminta maaf adalah dua pilar komunikasi yang sangat fundamental. Hal ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian penting dari etika hidup di jepang untuk menjaga keharmonisan dalam interaksi sosial. Khususnya untuk permintaan maaf, ada beberapa kosakata berbeda yang digunakan tergantung situasinya, sehingga kamu harus berhati-hati dalam memilih kata yang paling tepat untuk digunakan.
6. Tidak Memotong Pembicaraan
Pengendalian diri adalah kunci dalam etika hidup di jepang, terutama saat bercakap-cakap. Ketika kamu berbicara dengan orang yang baru dikenal atau belum terlalu akrab, tata krama di Jepang mengajarkan untuk tidak memonopoli percakapan. Sebaliknya, sangat dianjurkan untuk menjadi pendengar yang baik dan selalu memberikan kesempatan kepada lawan bicara untuk merespons atau mengemukakan pendapat mereka. Memotong pembicaraan orang lain adalah tindakan yang dianggap sangat tidak sopan.
7. Dilarang Mengambil Hak Milik Orang Lain
Jepang sangat terkenal dengan tingkat kejujuran dan keamanan publiknya yang tinggi. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, memotong pembicaraan bisa dianggap 'mencuri' hak orang lain untuk didengarkan. Nah, prinsip menghargai hak ini berlaku jauh lebih serius dalam bentuk fisiknya, yang membawa kita pada tata krama yang paling universal dan mendasar yaitu dilarang keras mengambil apa pun yang bukan menjadi milikmu.
Sayangnya, kepercayaan tinggi ini terkadang dinodai oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh nyata, sebuah berita yang dilansir dari situs NHK pada 26 September 2025 melaporkan seorang pria WNI berusia 22 tahun ditangkap di Shibuya, Tokyo. Ia ditangkap atas dugaan masuk tanpa izin ke sebuah bangunan dan sedang diselidiki atas pencurian 18 barang-barang mewah senilai total sekitar 9 juta yen. Pria yang baru tiba di Jepang beberapa hari sebelumnya itu mengaku kepada polisi bahwa ia masuk ke toko tersebut dengan niat untuk mencuri.
Kejadian seperti ini tentu sangat disayangkan. Tindakan tersebut berisiko besar mencoreng nama baik Indonesia di mata masyarakat Jepang. Oleh karena itu, menjunjung tinggi kejujuran adalah etiket di jepang yang tidak bisa ditawar. Menjaga integritas adalah kunci, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam budaya kerja di jepang.
8. Merokok Ditempat Bebas
Bertentangan dengan anggapan 'bebas', tata krama di Jepang justru sangat ketat soal urusan merokok. Kamu tidak bisa merokok sambil berjalan-jalan di trotoar atau membuang puntung di tanah sembarangan, kedua tindakan ini dilarang dan bisa dikenakan denda. Ini yang menjadi bagian penting dari etika hidup di jepang untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang publik.
Lalu, di mana kamu bisa merokok? Pemerintah Jepang telah menyediakan ruang-ruang khusus untuk merokok di banyak tempat umum. Jika kamu ingin merokok, cara termudah untuk menemukan area terdekat adalah dengan mencarinya lewat aplikasi di ponselmu.
9. Menjaga Ketenangan di Transportasi Umum
Salah satu inti dari budaya jepang adalah rasa perhatian dan tenggang rasa yang tinggi kepada orang lain. Prinsip ini sangat terasa saat kamu berada di tempat umum yang ramai.
Tata krama di Jepang mengajarkan untuk selalu menghindari berbicara terlalu keras di tengah kerumunan kota. Bercanda dan tertawa dengan teman tentu boleh saja, tetapi usahakan untuk tidak menaikkan suara atau berteriak, karena hal itu bisa dianggap sebagai gangguan dan menarik perhatian negatif.
Mengetahui tata krama adalah fondasi yang sangat penting, namun proses untuk mendapatkan pekerjaan resmi di Jepang bisa terasa rumit dan penuh tantangan. Kamu tidak perlu melewati semuanya sendirian.
GSC SEA Indonesia hadir untuk menjadi partner terbaik dalam perjalanan karirmu. Kami tidak hanya akan membantumu menemukan peluang kerja yang sesuai dengan keahlianmu, tetapi juga akan mempersiapkanmu secara menyeluruh. Mulai dari pengurusan dokumen, penempatan kerja, pelatihan bahasa, hingga pembekalan budaya agar kamu siap dan percaya diri sejak hari pertama tiba di Jepang.
Tinggalkan Komentar